Toponomi Kabupaten Pinrang (2)
PINRANG.ARUNGSEJARAH.COM - Toponomi Kabupaten Pinrang (2).
SETELAH raja mendengar jawaban La Thlengo beliaupun memahaminya, lalu memerintahkan kepada pembantu istana untuk menangkap ikan di kolam istana kemudian dimasak untuk dimakan oleh La Talengo.
Sebelum ikan-ikan dari kolam istana dimasak, terlebih dahulu La Talengo membandingkan dengan ikan yang dibelinya di pasar. Ternyata ikan yang dibeli di pasar oleh La Talengo tidak sama dengan ikan yang ditangkap di kolam istana. La Talengo pun menyerahkan ikannya untuk dimasak bersama dengan ikan-ikan yang ditangkap di kolam istana.
Aneh bin ajaib, bahwa sisa-sisa ikan yang telah dibersihkan tadi jatuh ke tanah kemudian dimakan oleh ayam dan anjing akan tetapi kedua binatang tersebut tiba-tiba mati.
Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada raja Bone bahwa ikan-ikan tersebut tidak jadi dimasak. Adapun keanehan berikutnya adalah bahwa ikan La Talengo yang sudah dibersihkan tadi kembali kebentuknya semula.
Karena tidak jadi dimasak, maka ikan La Talengo disimpan di dalam keranjang kemudian digantung di atas istana. Keanehan lagi terjadi karena pada malam harinya, istana seolah-olah kelihatan terbakar oleh adanya cahaya yang keluar dari ikan yang tergantung di atas istana.
Pada malam berikutnya La Talengo kembali bermimpi dan disuruh kesuatu gua untuk mengambil sebilah keris dan sehelai bendera, untuk dijadikan sebagai pasangan ikan ajaib La Talengo.
Dalam mimpi itu juga, La Talengo diberitahukan bahwa ikan, keris dan bendera dapat dipakai sebagai alat bantu untuk membebaskan addatuang Sawitto yang telah ditawan oleh raja Gowa akibat kalah perang pada beberapa waktu yang lalu.
Perintah dalam mimpi itu, La Talengo kemudian menceritakan kepada raja Bone dan beliaupun menyakini bahwa benda-benda yang ditemukan oleh La Talengo tersebut dapat dipakai sebagai alat bantu dalam membebaskan addatuang Sawitto.
Akhirnya La Talengo meminta izin kepada raja Bone untuk berangkat ke Gowa untuk membebaskan addatuang Sawitto. Benda-benda keramat yang ditemukan berdasarkan perintah mimpi dibawa serta. Setelah sampai di Kerajaan Gowa, La Talengo langsung menuju istana Kerajaan Gowa untuk meminta pekerjaan sebagai pembantu dalam istana, dan hal ini disetujui oleh raja Gowa.
Semenjak menjadi pembantu dalam istana, La Talengo selalu bertemu dengan tuannya (addatunng Sawitto). La Talengo sangat bersyukur karena melihat kondisi tuannya yang baik-baik saja, walaupun dia sebagai tawanan namun dia tetap diperlakukan dengan baik oleh raja Gowa. Mulai saat itulah La Talengo berpikir bagaimana caranya untuk membebaskan tuannya dari tawanan raja Gowa.
Untuk melaksanakan maksud tersebut, La Talengo lalu menyampaikan kepada ra'1a Gowa bahwa akhir-akhir ini saya melihat kalau addatuang Sawitto selalu termenung. Raja Gowa pun bertanya : Apakah gerangan penyebabnya? lalu La Talengo menjawab: Biasanya kalau tuanku di Kerajaan Sawitto termenung seperti itu, maka beliau pergi ke halaman istana untuk melihat anak-anak rusa yang banyak berkeliaran.
Mendengar ucapan La Talengo itu, maka raja Gowa memerintahkan kepada seluruh pasukan kerajaan dan sebagian besar penduduk kerajaan Gowa bersama dengan raja pergi menangkap anak rusa.
Sebelumnya... Toponomi Kabupaten Pinrang (1) - Arung Pinrang (arungsejarah.com)
Sumber: Rosdiana Hafid, (2012). Toponimi Daerah Pinrang Sebagai Sumber Sejarah. Makassar: La Macca.
****
Abduh, Muh. dkk., 7985. Sejarah Pulawanan Terhndap lmperialisme dan Kolonialisme di Sulnuesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Abduh, Muh. dkk., 7985. Ceritera Rakyat Sulawesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Asba, A.Rasyid.2010. Kerajaan Nepo: Sebuah Kearifan Lokal Dalam Sistem Politik Tradisional Bugis, Di Kabupaten Barru. Jokyakarta: Ombak.
Asba,A.Rasyid. Gerakan Sosial di Tanah Bugis; Raja Tanete La Patau Menantang Belanda. Jokyakarta: Ombak.
Anonim, 1989. Selayang Pandang Kabupaten Pinrang. Pinrang: Pemda Tingkat II.
Cindy Adam. Bung Knrno,Penyambung Lidah Rakyat Indonesin. Jakarta: Jambatan
Danasasmita, Saleh, 1983-1984. Rintisan P enelusur an Masa Silam Sejarah lawa Barat, Bandung: Proyek Penerbitan Sejarah Jawa Barat Pemda Jawa Barat.
Gising, Basrah. 2002. Sejarah Kuajaan Tanete. Makassar: Samajaya.
Gonggrijp, G, 1949. Sejarah Sosial Ekonomi Hindia Belanda (terjemahan).
Harahap, Parada. 7952. Rangkaian Tanah Air Tornja. Bandung : W. Van Hoeve.
Hamid, Pananrangi. 1986. Dampak Modernisasi Terhndap Hubungan Kekerabatan Dnerah Sulawesi Selatan. Jakarta : Depdikbud.
Hamida, Sitti. 1996. Sejarah Kecamatan Rantepao Kabupaten Tana Toraja.
Kartakusumah, Richardiana, 1990. Prasasti-Prasasti Galuh Pakuan di laut Barat Abad ke 14-16 Masehi. Naskah Seminar Galuh II. Bandung: Tasikmalaya.
Kobong, dkk. 1983. Filsafat Hidup Orang Toraja. Ujung Pandang : Institut Theologia Gereja Toraja.
Kila, Syahrir. 1997. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik lndonesia (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.
Kila, Syahrir. 7998. Sejarah Islam di Pinrang (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.
Poelinggomang, Edward,L. 2005. Sejarah Tanete; Dari Agangnionjo Hingga Kabuputen Barru. Pemerintah Kabupaten Barru (laporan penelitian).
Poelinggomang, Edward, L. 2004. Sejarah Sulawesi Selatan Jilid I. Makassar : Pemda Sulawesi Selatan kerjasama Balitbangda.
Rasyid, Darwas. 7995. Sejarah Daerah Kabupaten Bnrru. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Swastiwi, Anastasia Wiw ik. 2010. Toponimi Daerah Natuna. Tanjung Pinang : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tiadisional.
Walinono, Hasan. Tanete; Suatu Studi Sosiologi Politik. Ujung Pandang : Disertasi Doktor pada Pasca-sarjana Universitas Hasanuddin.