Toponomi Kabupaten Pinrang (3)
PINRANG.ARUNGSEJARAH.COM - Toponomi Kabupaten Pinrang (3).
SETELAH waktu berburu rusa telah tiba maka berangkatlah rombongan raja Gowa kehutan untuk menangkap rusa. Sementara itu La Talengo mempersiapkan rencananya untuk melarikan diri bersama dengan Addatuang Sawitto. Tanpa membuang waktu, La Talengo segera menuju ke pinggir pantai untuk merusak semua perahu milik rakyat dan milik pasukan istana, kecuali hanya satu yang tidak dirusak karena akan dipergunakan untuk melarikan diri.
Selagi rombongan raja Gowa sedang sibuknya berburu rusa di hutan, maka La Talengo bersama tuannya sudah melarikan diri dengan menggunakan sebuah perahu. Rupanya pelarian ini diketahui oleh seorang penduduk dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada raja Gowa.
Mendengar laporan tersebut raja Gowa sangat murka, dan memerintahkan kepada semua prajuritnya untuk mengejar La Talengo bersama dengan addatuang Sawitto. Tetapi sial, karena semua perahu yang akan dipergunakan oleh prajurit Gowa sudah dirusak sebelumnya oleh La Talengo sehingga tidak bisa lagi dipakai.
Kenyataan itu memberikan keuntungan kepada La Talengo di dalam pelariannya karena tidak dapat dikejar oleh pasukan Gowa. Sehingga dalam beberapa hari pelayarannya ia telah sampai dan berlabuh dengan selamat di suatu tempat (mungkin daerah Parepare sekarang) kira-kira ada sekitar 28 kilometer dari pusat Kerajaan Sawitto.
Kehadiran La Talengo bersama addatuang Sawitto diketahui oleh rakyat dan pemangku adat maka beliaupun lalu dijemput di tempatnya berlabuh. Dan semua orang yang menjemputnya merasa heran karena terjadi perubahan pada wajah Addatuang Sawitto.
Rakyat kemudian menyatakan pinra kannnni tappana addatuatta pole ri Gowa (wajah datu telah berubah). Dari kata pinra (berubah) inilah yang senantiasa terlontar dari orang-orang yang menjemput sang raja yang lama kelamaan berubah menjadi Pinrang.
Sumber lain lagi mengatakan pemukiman kota Pinrang yang dahulunya rawa-rawa dan selalu tergenang air membuat masyarakat senantiasa berpindah-pindah mencari wilayah pemukiman yang bebas genangan air, berpindah-pindah atau berubah-ubah pemukiman, dalam bahasa bugis disebut "pinra-pinra onroang".
Setelah masyarakat menemukan tempat pemukiman yang baik, maka diberinya nama tempat tersebut pinra-pinra. Dari kedua sejarah yang berbeda itu lahirlah istilah yang sama yaitu "pinra" kemudian kata itu dalam perkembangannya dipengaruhi oleh intonasi dan dialek bahasa Bugis sehingga menjadi Pinrang yang sekarang ini diabadikan menjadi Kabupaten Pinrang.
Sebagaimana diketahui bahwa ketika jepang masuk di Pinrang sekitar tahun 1943 sistem Pemerintahan warisan kolonial dengan struktur lengkap yang terdiri dari empat swapraja, masing-masing Swapraja Sawitto, Swaprajn Batu Lappa, Swapraja Kassa dan Swapraja Suppa.
Ketika Pinrang menjadi onderafdeling di bawah afdeling Parepare. Sementara afdeling Parepare adalah salah satu. afdeling dari tujuh afdeling yang ada di Provinsi Sulawesi.
Dengan ditetapkannya PP Nomor 34/1952 tentang perubahan daerah Sulawesi Selatan, pembagian wilayahnya menjadi menjadi daerah swatantra.
Pertimbangan diundangkannya PP tersebut adalah untuk memenuhi keinginan rakyat dan untuk memperbaiki susunan dan penyelenggaraan pemerintahan.
Daerah swatantra yang dibentuk adalah sama dengan wilayah afdeling yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur Timur Besar tanggal 24 Juni 1940 nomor 21, kemudian diubah oleh Keputusan Gubernur Sulawesi nomor 618/1951. Perubahan itu adalah kata afdeling dirubah menjadi daerah swatantra dan onderafdeling menjadi kewedanan.
Dengan perubahan tersebut maka onderafdeling Pinrang berubah menjadi kewedanaan Pinrang yang membawahi empat swapraja dan distrik dengan status demikian inilah pemerintahan senantiasa mengalami pasang surut ditengah-tengah pasang surutnya keadaan pemerintahan.
Sebelumnya... Toponomi Kabupaten Pinrang (2) - Arung Pinrang (arungsejarah.com)
Sumber: Rosdiana Hafid, (2012). Toponimi Daerah Pinrang Sebagai Sumber Sejarah. Makassar: La Macca.
****
Abduh, Muh. dkk., 7985. Sejarah Pulawanan Terhndap lmperialisme dan Kolonialisme di Sulnuesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Abduh, Muh. dkk., 7985. Ceritera Rakyat Sulawesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Asba, A.Rasyid.2010. Kerajaan Nepo: Sebuah Kearifan Lokal Dalam Sistem Politik Tradisional Bugis, Di Kabupaten Barru. Jokyakarta: Ombak.
Asba,A.Rasyid. Gerakan Sosial di Tanah Bugis; Raja Tanete La Patau Menantang Belanda. Jokyakarta: Ombak.
Anonim, 1989. Selayang Pandang Kabupaten Pinrang. Pinrang: Pemda Tingkat II.
Cindy Adam. Bung Knrno,Penyambung Lidah Rakyat Indonesin. Jakarta: Jambatan
Danasasmita, Saleh, 1983-1984. Rintisan P enelusur an Masa Silam Sejarah lawa Barat, Bandung: Proyek Penerbitan Sejarah Jawa Barat Pemda Jawa Barat.
Gising, Basrah. 2002. Sejarah Kuajaan Tanete. Makassar: Samajaya.
Gonggrijp, G, 1949. Sejarah Sosial Ekonomi Hindia Belanda (terjemahan).
Harahap, Parada. 7952. Rangkaian Tanah Air Tornja. Bandung : W. Van Hoeve.
Hamid, Pananrangi. 1986. Dampak Modernisasi Terhndap Hubungan Kekerabatan Dnerah Sulawesi Selatan. Jakarta : Depdikbud.
Hamida, Sitti. 1996. Sejarah Kecamatan Rantepao Kabupaten Tana Toraja.
Kartakusumah, Richardiana, 1990. Prasasti-Prasasti Galuh Pakuan di laut Barat Abad ke 14-16 Masehi. Naskah Seminar Galuh II. Bandung: Tasikmalaya.
Kobong, dkk. 1983. Filsafat Hidup Orang Toraja. Ujung Pandang : Institut Theologia Gereja Toraja.
Kila, Syahrir. 1997. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik lndonesia (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.
Kila, Syahrir. 7998. Sejarah Islam di Pinrang (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.
Poelinggomang, Edward,L. 2005. Sejarah Tanete; Dari Agangnionjo Hingga Kabuputen Barru. Pemerintah Kabupaten Barru (laporan penelitian).
Poelinggomang, Edward, L. 2004. Sejarah Sulawesi Selatan Jilid I. Makassar : Pemda Sulawesi Selatan kerjasama Balitbangda.
Rasyid, Darwas. 7995. Sejarah Daerah Kabupaten Bnrru. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Swastiwi, Anastasia Wiw ik. 2010. Toponimi Daerah Natuna. Tanjung Pinang : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tiadisional.
Walinono, Hasan. Tanete; Suatu Studi Sosiologi Politik. Ujung Pandang : Disertasi Doktor pada Pasca-sarjana Universitas Hasanuddin.