Kerajaan Batulappa dalam Lintas Sejarah (1)
PINRANG.ARUNGSEJARAH.COM - Kerajaan Batulappa dalam Lintas Sejarah (1).
BATULAPPA adalah salah satu nama kecamatan yang ada di Kabupaten Pinrang, wilayahnya meliputi beberapa buah desa dan kelurahan atau kampung. Letaknya berada di atas pegunungan yang berbatu besar, sehingga sulit bagi penduduk untuk menjadikan lahannya sebagai areal pertanian padi.
Itulah sebabnya sehingga makanan pokok bagi penduduk setempat adalah jagung. Padi sangat kurang, oleh sebab itu harus didatangkan dari luar daerah setiap tahun, terutama dari daerah Sawitto yang terkenal sebagai penghasil padi yang melimpah. Kondisi seperti ini tidak banyak yang mengalami perubahan sampai sekarang ini.
Dahulu, Batulappa adalah salah satu kerajaan yang cukup besar yang ada di Sulawesi Selatan, diperkirakan berdiri pada awal abad ke-14. Dalam perkembangan selanjutnya, kerajaan ini membentuk federasi dengan beberapa buah kerajaan.
Federasi ini dikenal dengan nama Federasi Massenrempulu yang beranggotakan lima buah kerajaan yaitu Kerajaan Batulappa, Kerajaan Maiwa, Kerajaan Kassa dan Kerajaan Duri. Kerajaan Massenrempulu atau Ma'sinrimpulu yang berarti kerajaan yang daerahnya berdekatan dengan gunung.
Dan pada masa pemerintahan Arung Palakka di Bone, kerajaan Massenrempulu berada di bawah kendali Kerajaan Bone hingga memasuki masa pemerintahan raja Bone berikutnya yaitu La Patau (Van Bram Morris,1890, hlm.1).
Penamaan daerah ini dengan nama Batulappa disesuaikan dengan kondisi alam dan topografi wilayahnya. Batulappa adalah daerah yang bergunung-gunung berat, tidak yang sangat subur untuk dijadikan lahan pertanian.
Pada awal terbentuknya wilayah ini, Batulappa belum dikenal masyarakat, sehingga raja Batulappa memutuskan untuk memberikan dengan sebutan "Batulappa".
Asal kata Batu-lappa berasal dari dua suku kata yaitu; batu dan lappa. Batu artinya "batu" seperti dalam bahasa Indonesia, sedang lappa artinya "rata". Jika kedua suku kata itu disambung akan mempunyai arti "batu yang rata".
Jadi arti kata Batulappa adalah perkampungan yang dibentuk di atas gugusan batu besar yang rata (Wawancara Labilong, 17 Maret 2011) .
Penduduk Kerajaan Batulappa kalau ingin mendirikan sebuah rumah, maka mereka harus mencari bafu besar yang agak rata karena pada umumnya di wilayah ini jarang ditemukan areal yang baik atau rata untuk dijadikan sebagai tempat untuk mendirikan rumah, begigu pula areal pertanian dan perladangan.
Itu pula sebabnya sehingga makananpokok penduduk kampung Batulappa adalah terutama jagung dan ubi. Kendati demikian, juga masih banyak penduduk yang mengkomsumsi makanan yang berbahan pokok padi karena didatangkan dari luar daerah yang ada di sekitarnya.
Sumber: Rosdiana Hafid, (2012). Toponimi Daerah Pinrang Sebagai Sumber Sejarah. Makassar: La Macca.
****
Abduh, Muh. dkk., 7985. Sejarah Pulawanan Terhndap lmperialisme dan Kolonialisme di Sulnuesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Abduh, Muh. dkk., 7985. Ceritera Rakyat Sulawesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Asba, A.Rasyid.2010. Kerajaan Nepo: Sebuah Kearifan Lokal Dalam Sistem Politik Tradisional Bugis, Di Kabupaten Barru. Jokyakarta: Ombak.
Asba,A.Rasyid. Gerakan Sosial di Tanah Bugis; Raja Tanete La Patau Menantang Belanda. Jokyakarta: Ombak.
Anonim, 1989. Selayang Pandang Kabupaten Pinrang. Pinrang: Pemda Tingkat II.
Cindy Adam. Bung Knrno,Penyambung Lidah Rakyat Indonesin. Jakarta: Jambatan
Danasasmita, Saleh, 1983-1984. Rintisan P enelusur an Masa Silam Sejarah lawa Barat, Bandung: Proyek Penerbitan Sejarah Jawa Barat Pemda Jawa Barat.
Gising, Basrah. 2002. Sejarah Kuajaan Tanete. Makassar: Samajaya.
Gonggrijp, G, 1949. Sejarah Sosial Ekonomi Hindia Belanda (terjemahan).
Harahap, Parada. 7952. Rangkaian Tanah Air Tornja. Bandung : W. Van Hoeve.
Hamid, Pananrangi. 1986. Dampak Modernisasi Terhndap Hubungan Kekerabatan Dnerah Sulawesi Selatan. Jakarta : Depdikbud.
Hamida, Sitti. 1996. Sejarah Kecamatan Rantepao Kabupaten Tana Toraja.
Kartakusumah, Richardiana, 1990. Prasasti-Prasasti Galuh Pakuan di laut Barat Abad ke 14-16 Masehi. Naskah Seminar Galuh II. Bandung: Tasikmalaya.
Kobong, dkk. 1983. Filsafat Hidup Orang Toraja. Ujung Pandang : Institut Theologia Gereja Toraja.
Kila, Syahrir. 1997. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik lndonesia (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.
Kila, Syahrir. 7998. Sejarah Islam di Pinrang (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.
Poelinggomang, Edward,L. 2005. Sejarah Tanete; Dari Agangnionjo Hingga Kabuputen Barru. Pemerintah Kabupaten Barru (laporan penelitian).
Poelinggomang, Edward, L. 2004. Sejarah Sulawesi Selatan Jilid I. Makassar : Pemda Sulawesi Selatan kerjasama Balitbangda.
Rasyid, Darwas. 7995. Sejarah Daerah Kabupaten Bnrru. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Swastiwi, Anastasia Wiw ik. 2010. Toponimi Daerah Natuna. Tanjung Pinang : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tiadisional.
Walinono, Hasan. Tanete; Suatu Studi Sosiologi Politik. Ujung Pandang : Disertasi Doktor pada Pasca-sarjana Universitas Hasanuddin.