Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KH Zaenal Abidin - Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX (2)

KH Zaenal Abidin - Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX, PINRANG.ARUNGSEJARAH.COM - Qadhi H Abd Hamid - Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX,Gurutta Rabe Baddulu - Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX, Gurutta Abdul Latif - Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX, Sejarah Berdirinya Kabupaten Pinrang, Idwar Anwar, Asal mula nama Pinrang, Awal Mula Berdirinya Kabupaten Pinrang, Kerajaan Sawitto, Ilustrasi
Ilustrasi
PINRANG.ARUNGSEJARAH.COM - KH Zaenal Abidin - Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX (2).

PADA tahun 1940-an, walaupun sudah berkeluarga KH Zaenal Abidin tetap mencari ilmu dengan menempuh jarak antara desa Langnga dan Parepare ditempuhnya, kadang mengendarai Bendi kadang juga naik sepeda. Perjalanan ini ditempuhmya untuk berguru kepada KH Abrurahman Ambo Dalle, KH Abdul Pa’Bajah, KH Hakim Lukman. 

Intensitas pertemuannya dengan gurunya KH Abdurrahman Ambo Dalle membuatnya masuk dalam kepengurusan DDI di kota Pinrang. Beliau kemudian berhijrah ke kota Pinrang menetap di samping Utara Barat Masjid Jami’ Pinrang (jalan Imam Bonjol) sekaligus menjadi imam masjid dan memberikan pengajian ke pada masyarakat. 

Bersama dengan KH Rauf Abbas, pada tahun 1950-an menjadi salah satu perintis DDI di kota Pinrang. Posisi KH Zaenal Abidin di DDI sebagai Pembina dan juga mengajar di Madrasah DDI. Ustadz H Abdul Jalil, KH Hadi Lamma (mantan KUA di Pinrang), KH M Saleh (Imam masjid Labukkang) merupakan beberapa muridnya dikala itu dan banyak lagi yang lainnya. Di samping itu beliau juga menjadi imam masjid Raya Pinrang. 

KH Abdul Latif yang tinggal di Pallameang Langnga ulama besar di kala itu yang merupakan keluarganya sendiri dan juga tempatnya bertanya seputar masalah fikih serta guru Injil buatnya ketika sudah menjadi ulama di Pinrang pada tahun 1960-an. KH Zaenal Abidin kadang kala datang di malam Jumat disinyalir untuk belajar tarekat. (Wawancara Gurutta Sarkawi, di Pinrang, 2 September 2018).

KH Abdul Latif yang tinggal di Pallameang Langnga ulama besar di kala itu yang merupakan keluarganya sendiri dan juga tempatnya bertanya seputar masalah fikih serta guru Injil buatnya ketika sudah menjadi ulama di Pinrang pada tahun 1960-an. KH Zaenal Abidin kadang kala datang di malam Jumat disinyalir untuk belajar tarekat. 

Dalam Kantor Urusan Agama Daerah Tingkat II Pinrang (KUADU) pada tahun 1967-1977, menemukan sosok Zaenal Abidin yang pernah menduduki jabatan itu menggantikan KH Mustafa Ladung tahun 1960-1965 sebagai pejabat pertama. 

Kesibukannya di pemerintahan membuatnya melepaskan jabatannya sebagai imam, dan fokus bekerja menjadi di KUADU di samping itu menjadi pengurus dan mengajar di DDI Pinrang. 

Sekitar Tahun 1979 diangkat menjadi Ketua Pengadilan Agama Bantaeng sekaligus masuk menjadi pengurus DDI Bantaeng. Setelah pensiun dari pengadilan di Bantaeng pada tahun 1980-1985 pernah menjadi aggota DPR di Pinrang dari partai Golkar, selama 1 periode sekaligus menjadi Pembina DDI di Lerang-Lerang. (ed)

Sebelumnya... KH Zaenal Abidin - Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX (1) - Arung Pinrang (arungsejarah.com)

Sumber:  Wardiah Hamid, Jejak Dan Kiprah Ulama Pinrang Awal Abad XX dalam Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 2 2019. 

****

Tambahan:

Abdurrahman. (1984). Sejarah Yayasan Perguruan Islam Campalagiann1930- 1983. Polmas. 

As’ad Muhammad. (2011). Buah Pena Sang Ulama (1st ed.). Makassar: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar. 

Asad. (2000). Kumpulan Naskah-Naskah Sejarah Raja-raja Sawitto Sejarah Perjuangan Lasinrang dan Pahlawan Kemerdekaan Acara Adat Istiadat. Pinrang. 

Azra, A. (2007). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 

Burhanuddin, J. (2012). Ulama dan Kekuasaan (Pergumulan Elite Muslim dalam Sejarah Islam). Jakarta: Mizan Publika. 

Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren (Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia (9 th ed.). Jakarta: LP3ES. 

Emsoe, A. (2017). Haji Tempo Doloe Kisah Klasik Berangkat Haji Zaman Dahulu (1st ed.). Bandung: MCM Publishing Bandung. 

Glasse, C. (2002). Ensiklopedi Islam (111th ed.). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 

Hamid, A. H. (1987). Pengajian Pondok di Pulau Salemo Suatu Tinjauan Historis

Hamid, W. (2017). Jaringan Ulama Awal Abad XX di Kabupaten Bulukumba dan Bantaeng. Makassar. 

Ibrahim, A. M. (2015). Lontarak Akkarungeng Sawitto (Salinab Transliterasi dan Terjemahan ke Bahasa Indonesia. Pinrang. 

Kersten, C. (2017). Mengislamkan Indonesia (Sejarah Peradaban Islam di Nusantara). (C. Hilendbrand, Ed.) (1st ed.). Tangerang Selatan: Baca Laffan, M. (2015). Sejarah Islam di Nusantara. Yogyakarta: Banteng Pustaka. 

Mulyati, S. (2004). Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia. Jakarta: Prenada Media. Muslim, A. (2016). Puang Kali Taherong. Kyai Pelopor Panrita Kittak (1st ed.). Makassar: Cv Cahaya Mujur Lestari. 

Padindang, A. (2006). Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan. Makassar: La Macca Pres. 

Pawilloy, S. dkk. (1981). Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Selatan. Makassar. 

Saad, M. (n.d.). Kumpulan Naskah-Naskah Sejarah Sawitto, Raja-Raja Sawitto Sejarah Perjuangan Lasinrang dan Pahlawan Kemerdekaan Acara Adat Istiadat Ceritra-Ceritra Rakyat. Pinrang. 

Sukamto. (1999). Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren (1st ed.). Jakarta: PT Pustaka LP3ES.