Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Kerajaan Letta dan Tondo Bunga (2)

PINRANG.ARUNGSEJARAH.COM - Sejarah Kerajaan Letta dan Tondo Bunga, Kerajaan Batulappa dalam Lintas Sejarah, Kerajaan Sawitto dalam Lintas Sejarah, Sejarah Berdirinya Kabupaten Pinrang, Idwar Anwar, Asal mula nama Pinrang, Awal Mula Berdirinya Kabupaten Pinrang, Kerajaan Sawitto, Istana Kerajaan Sawitto
PINRANG.ARUNGSEJARAH.COM - Sejarah Kerajaan Letta dan Tondo Bunga (2).

KERAJAAN LETTA sebelumnya adalah anggota persekutuan kerajaan Massenrempulu, akan tetapi kemudian ia keluar dari keanggotaan tersebut. Terakhir anggota persekutuan Massenrempulu terdiri dari Kerajaan Batulappa, Kassa, Duri dan Maiwa serta Enrekang. 

Kerajaan Duri adalah juga merupakan anggota dari persekutuan Tallu Batu Papan yang beranggotakan antara lain; Kerajaan Malua, Kerajaan AIla', Kerajaan Bunfubatu. Pada tahun 1685, Kerajaan Letta ditaklukkan oleh Kerajaan Bone, ketika itu Bone diperintah oleh Arung Palakka MalampeE Gemme'na. 

Ketika itu, Letta bertindak sangat gegabah karena membunuh utusan Kerajaan Bone yang berkunjung ke Kerajaan Letta. Pihak raja Bone menganggap bahwa perlakuan raja Letta itu sudah keterlaluan dan menginjak-injak harga diri rakyat dan Kerajaan Bone. 

Oleh karena persoalan itulah sehingga Kerajaan Bone menghukum Kerajaan Letta dengan jalan perang. Penaklukkan Kerajaan Letta tentu tidak dapat menahan serangan Kerajaan Bone karena serangan itu merupakan serangan gabungan dari beberapa kerajaan besar sekutunya seperti; Kerajaan Wajo, Soppeng dan Sidenreng. 

Akibatnya, raja Kerajaan Letta kalah dan harus mengakui keunggulan dan kemenangan Kerajaan Bone bersama sekutunya. Serangan ini berakibat sangat fatal karena bukan hanya Kerajaan Letta yang dihancurkan, tetapi kerajaan lain yang ada di sekitarnya juga turut dihancurkan yang kemudian dimasukkan ke dalam daerah palili (vasal staat) dari Kerajaan Sawitto (Bram Morris,1890, hlm.1). 

Sementara itu, orang-orang yang ditawan dalam pertempuran itu dinyatakan sebagai budak atau hamba yang kemudian dibagi empat oleh masing-masing raja yang membantu Kerajaan Bone. 

Pasca kekalahan Kerajaan Letta dari serangan Kerajaan Bone bersama sekutunya, maka keanggotaan Kerajaan Letta dicabut kemudian digantikan oleh Kerajaan Maiwa yang tadinya aasal atat lili dari Kerajaan Sidenreng. 

Oleh karena itu, Kerajaan Maiwa juga ditingkatkan kedudukannya menjadi kerajaan berdaulat. Sedangkan Bilokka, CorawaliE, Awanio dan WettaE yang tadinya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Soppeng, dimasukkan ke dalam ansal ataulili dari Kerajaan Sindereng. 

Mengenai sejarah tertua dari kerajaan Massenrempulu tidak dapat diketahui dengan pasti. Tetapi besar kemungkinan bahwa kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam federasi Massenrempulu dan Tana Toraja pemah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Luwu hingga masa keemasan Kerajaan Luwu pudar. 

Ada juga kemungkinan bahwa kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam federasi Massenrempulu sendiri yang membebaskan dirinya menjadi kerajaan-kerajaan yang merdeka dan berdaulat penuh kemudian membentuk sendiri persekutuan Bugis disebut Ma'sinrimpulu yang berarti daerah yang berdekatan dengan gunung. 

Ada pun daerah Tana Toraja tetap menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Luwu hingga memasuki tahun 1947 yang sejalan dengan pembentukan Hadat Tinggi oleh pemerintah NIT oleh Gubernemen Celebes (daerah-daerah pemerintahan langsung) termasuk Tana Toraja yang ditingkatkan statusnya setaraf dengan swapraja asli atau neo Swaprnjo. 

Pada tahun 1686, Federasi Massenrempulu berada di bawah supremasi kekuasaan Kerajaan Bone yang diperintah oleh Arung Palakka Petta MalampeE Gemme'na hingga masa pemerintahan berikutnya yaitu raja Bone La Patau. Memasuki tahun 1724-1749 kembali Massenrempulu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Luwu pada masa pemerintahan Batari Toja (Bram Morris,7992, hlm.2). 

Pada tahun 1670, arung Letta datang ke Makassar untuk menghadap dengan tujuan mengadakan persahabatan dengan Kompeni Hindia Timur dan Letta, ketika itu langsung diterima menjadi anggota Perserikatan Celebes. Dan pada tanggal 27 Apil 1671, Arung Enrekang datang juga ke Makassar dan diterima menjadi anggota Perserikatan Celebes oleh Kompeni Hindia Timur. 

Setelah itu tidak ada lagi raja-raja dari kerajaan pegunungan yang datang ke Makassar untuk menjalin persahabatan dengan Kompeni Hindia Timur ( Bram Morris, 1992, h1m.2). 

Sebelumnya... Sejarah Kerajaan Letta dan Tondo Bunga (1) - Arung Pinrang (arungsejarah.com)

Sumber: Rosdiana Hafid, (2012). Toponimi Daerah Pinrang Sebagai Sumber Sejarah. Makassar: La Macca.

****

Abduh, Muh. dkk., 7985. Sejarah Pulawanan Terhndap lmperialisme dan Kolonialisme di Sulnuesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 

Abduh, Muh. dkk., 7985. Ceritera Rakyat Sulawesi Selatan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 

Asba, A.Rasyid.2010. Kerajaan Nepo: Sebuah Kearifan Lokal Dalam Sistem Politik Tradisional Bugis, Di Kabupaten Barru. Jokyakarta: Ombak. 

Asba,A.Rasyid. Gerakan Sosial di Tanah Bugis; Raja Tanete La Patau Menantang Belanda. Jokyakarta: Ombak. 

Anonim, 1989. Selayang Pandang Kabupaten Pinrang. Pinrang: Pemda Tingkat II. 

Cindy Adam. Bung Knrno,Penyambung Lidah Rakyat Indonesin. Jakarta: Jambatan 

Danasasmita, Saleh, 1983-1984. Rintisan P enelusur an Masa Silam Sejarah lawa Barat, Bandung: Proyek Penerbitan Sejarah Jawa Barat Pemda Jawa Barat. 

Gising, Basrah. 2002. Sejarah Kuajaan Tanete. Makassar: Samajaya. 

Gonggrijp, G, 1949. Sejarah Sosial Ekonomi Hindia Belanda (terjemahan). 

Harahap, Parada. 7952. Rangkaian Tanah Air Tornja. Bandung : W. Van Hoeve. 

Hamid, Pananrangi. 1986. Dampak Modernisasi Terhndap Hubungan Kekerabatan Dnerah Sulawesi Selatan. Jakarta : Depdikbud. 

Hamida, Sitti. 1996. Sejarah Kecamatan Rantepao Kabupaten Tana Toraja

Kartakusumah, Richardiana, 1990. Prasasti-Prasasti Galuh Pakuan di laut Barat Abad ke 14-16 Masehi. Naskah Seminar Galuh II. Bandung: Tasikmalaya. 

Kobong, dkk. 1983. Filsafat Hidup Orang Toraja. Ujung Pandang : Institut Theologia Gereja Toraja. 

Kila, Syahrir. 1997. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik lndonesia (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang. 

Kila, Syahrir. 7998. Sejarah Islam di Pinrang (Bunga Rampai Sejarah dan Budaya). Ujung Pandang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang. 

Poelinggomang, Edward,L. 2005. Sejarah Tanete; Dari Agangnionjo Hingga Kabuputen Barru. Pemerintah Kabupaten Barru (laporan penelitian). 

Poelinggomang, Edward, L. 2004. Sejarah Sulawesi Selatan Jilid I. Makassar : Pemda Sulawesi Selatan kerjasama Balitbangda. 

Rasyid, Darwas. 7995. Sejarah Daerah Kabupaten Bnrru. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. 

Swastiwi, Anastasia Wiw ik. 2010. Toponimi Daerah Natuna. Tanjung Pinang : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tiadisional. 

Walinono, Hasan. Tanete; Suatu Studi Sosiologi Politik. Ujung Pandang : Disertasi Doktor pada Pasca-sarjana Universitas Hasanuddin.